Muhammad Sulaiman

1B115099

Mengenal Steve Jobs, Manusia Jenius Dibalik Kesuksesan Apple

Leave a Comment


Nama Steve Jobs tentunya sudah sangat familiar di telinga, beliau adalah otak dibalik suksesnya produk Apple seperti iPod, Macbook dan iPhone. Steve Jobs sebagai pendiri Apple telah melahirkan gelombang pengikut yang cukup besar. 

Membahas Steve Jobs, penulis mencoba untuk menghubungkan keterkaitan sosok Steve Jobs dengan materi pembelajaran Ilmu Budaya Dasar. Antara Manusia dan Kebudayaan”.

A. Manusia
Manusia di alam dunia memegang peranan yang unik dan dapat dipandang dari banyak segi. Steve Jobs adalah salah satu orang yang memegang peranan penting terhadap perkembangan zaman diera digital, hal ini dapat terlihat dari Apple, pelopor pergeseran walkman  oleh iPod, penjualan musik fisik (cd/kaset) menjadi iTunes (digital), pelopor laptop tipis Macbook Air, Trend iPhone dengan layar multi touch dan komputer tablet iPad.

Manusia dapat dipandang dari banyak sudut keilmuan, diantaranya seperti makhluk biologis, makhluk ekonomi, makhluk sosial, makhluk politik, makhluk budaya dan lain-lain.

Jobs sebagai makhluk ekonomi, beliau bekerja sebagai seorang CEO di perusahaan yang dibangunnya, Apple Inc. Sebagai makhluk sosial, tentu saja Jobs tidak dapat berdiri sendiri,  Jobs tidak akan mungkin sukses tanpa kerabat dan karyawannya, istri serta keempat anaknya.


B. Hakekat Manusia

a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Steve Jobs adalah seorang manusia biasa, Jasad Jobs kini berbaring di pemakaman Alta Mesa Memorial Park. Tubuh Steve Jobs tidak abadi karna pada hakikatnya tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa berwujud konkrit namun tidak abadi. Berbeda dengan tubuh, Jiwa pada diri Jobs, sesosok perfeksionis yang dapat membuat inovasi dapat kita kenang dan dapat kita pelajari .


b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibanding dengan makhluk lainnya.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. 

Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, Steve Jobs mampu membuat inovasi di bidang teknologi, teknologi yang sudah ada dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Dari penjelasan diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia itu sebenamya? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan mencoba menerangkan siapa manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia. 

Perasaan luhur yang terdapat pada diri Steve Jobs adalah :

  1. Perasaan Intelektual : Perasaan ini terdapat dalam diri Jobs, Setelah lulus SMA Jobs mendaftar di Reed College di Portland, Ore pada 1972, namun untuk membiayai kuliahnya orang tua jobs menghabiskan seluruh tabungan yang seharusnya digunakan untuk masa tua. Setelah perkuliahan berjalan enam bulan, Steve Jobs bingung dengan tujuan hidupnya dan tak tahu akan menjadi apa dengan kuliah itu, “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya”, begitulah alasan Steve Jobs. Selain itu ia juga merasa bersalah karena gara-gara ia memilih universitas yang mahal, ia malah menghabiskan uang orang tua angkatnya. Begitu ia memutuskan DO, ia langsung berhenti mengikuti kuliah wajib. Ia tidak langsung meninggalkan kelas perkuliahan namun ia hanya memilih untuk mengikuti mata kuliah yang disenanginya salah satunya adalah kelas kaligrafi. 
  2. Perasaan Estetis : Yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan, Jobs merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, dan akan kesal apabila tidak indah, hal ini terlihat ketika Jobs mendesain iPhone. Dalam kebanyakan proyek besarnya, seperti Toy Story dan Apple Store, Jobs menekan tombol pause saat proyek tersebut hampir selesai dan memutuskan membuat revisi besar. Hal itu juga terjadi pada desain iPhone. Desain awalnya adalah layar kaca yang dipasang pada casing aluminium. Pada suatu Senin pagi, Jobs datang menemui Ive. "Saya tidak tidur tadi malam," katanya, "karena saya menyadari saya tidak begitu menyukainya." kemudian hasil kerja tim desain selama sembilan bulan tersebut direvisi total untuk mendapatkan desain yang lebih minimalis.
  3. Perasaan Sosial : perasaan ini terdapat dalam diri Jobs, walaupun pernah dituduh pelit, padahal anggapan itu sama sekali tak benar. Bersama istrinya, Laurene Powell Jobs, ia menyumbangkan jutaan dolar untuk kegiatan melawan AIDS. Secara diam-diam, tanpa ada orang yang tahu. 
  4. Perasaan Religius : Jobs memiliki perasaan religius, Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri petemuan Homebrew Computer Club bersama Wozniak. Ia mengambil pekerjaan sebagai teknisi di Atari, sebuah perusahaan pembuat berbagai permainan video populer, dengan tujuan utama menabung uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.




c. Makhluk biokultural, makhluk hayati yang budayawi

Steve Jobs sebagai makhluk hayati berarti sama seperti kebanyakan manusia pada umumnya tidak ada yang berbeda. Jadi untuk mempelajari Jobs sebagai makhluk hayatai dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika dan sebagainya tidak perlu sampai jauh dilakukan. Sebaliknya, sebagai makhluk budayawi Steve Jobs ada banyak hal yang dipetik dan dipelajari melalui keteladanannya menjalankan bisnis dan ide-idenya yang tertuang dalam presentasi, publik speech dan biografinya.

Sumber:
Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar