Muhammad Sulaiman

1B115099

Resume Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Pada PDAM di Kota Ternate

Leave a Comment


Oleh Kelompok 9


Sumber Jurnal: http://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/download/166/162




R E S U M E 

Di Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat di Kecamatan Kota Ternate Selatan memiliki masalah pada sistem penyediaan air minum yang tidak dapat berjalan dengan lancar, yang disebabkan oleh dua permasalahan yang timbul dalam proses penyediaan air, yaitu:
  1. Sistem distribusi tidak mampu memenuhi kebutuhan air seluruh pelanggan. PDAM hanya mengalirkan air dalam 3 hari sekali dalam satu minggu, dan lama waktu pengaliran maksimal hanya 3-4 jam.
  2. Debit pengambilan dari sumber air tidak bisa maksimal, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan pelanggan.
Disamping permasalahan-permasalahan tersebut, PDAM juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja sistem dalam rangka mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat. Maka perlu adanya perbaikan sistem penyediaan air minum secara keseluruhan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari studi ini adalah
  1. Berapa besar tingkat pemenuhan PDAM Kota Ternate dalam melayani konsumen masyarakat Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Kecamatan Kota Ternate Selatan?
  2. Berapa besar tingkat kehilangan air saat ini di PDAM Kota Ternate, serta bagaimana upaya menurunkanya?
  3. Apakah besar tinggi tekan, kecepatan aliran, debit, dari sistem jaringan air bersih sudah sesuai kriteria perencanaan?
  4. Apakah masyarakat telah puas dengan tingkat pelayanan sistem distribusi air bersih yang ada?
Maksud dan Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi pola pemakaian air bersih oleh masyarakat di Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi barat Kecamatan Kota Ternate Selatan, mencakup tingkat konsumsi masyarakat dan kebutuhan air bersih. Mengetahui tingkat kehilangan air di lokasi studi serta upaya penurunanya. Mengetahui kinerja jaringan air bersih berdasarkan analisis kinerja layanan dari jaringan. Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan sistem jaringan distribusi air bersih.


TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih
Dalam pandangan kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil yang dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu) atau kelompok (kinerja kelompok) atau institusi (kinerja organisasi) dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan).
Sistem jaringan air bersih merupakan struktur vital bagi masyarakat. Terganggunya sistem ini menimbulkan ketidak percayaan masyarakat pada kinerja perusahaan air minum, dan menurunya kesehatan masyarakat. Oleh karenanya sistem jaringan harus dapat berfungsi secara terus menerus.


Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk menggunakan metode:
Metode Geometrik
Metode ini adalah metode rumus bunga berganda yang sudah umum digunakan. dirumuskan sebagai berikut:
Metode Aritmantik
Metode ini adalah metode perhitungan perkembangan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun (absolute number) dengan rumus sebagai berikut:
Metode Eksponensial
Dengan Rumus
Dimana:

Proyeksi Kebutuhan Air dan pelayanan Air Bersih
Dalam memperhitungkan kebutuhan dan pelayanan air bersih harus memperhitungkan jumlah penduduk di wilayah pelayanan, pertambahan jumlah penduduk setiap tahun perkiraan, jumlah pemakai perorang perhari hingga tahun perkiraan, jumlah kebutuhan air domestik dan non domestik hingga tahun perkiraan.
Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Jumlah Penduduk
Rumusan untuk menentukan besarnya koefien korelasi adalah sebagai berikut:
Dimana

r = koefisien korelasi
n = jumlah data
X = jumlah penduduk setiap tahun dari tahun dasar
Y = jumlah penduduk tiap tahun hasil proyeksi

Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik (Qd), dengan rumus:
dimana:
Mn = jumlah penduduk
S = standar kebutuhan air/orang/hari

Kran Umum
Untuk kran umum kebutuhan air baku adalah 30 liter/orang/hari dengan jumlah jiwa untuk kran umum adalah 50 – 100 orang untuk kota kecil, sedang dan besar.
Tabel Nilai Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Tempat Tinggal Kategori Kota Keterangan Jumlah Penduduk (orang) Kebutuhan air minum (ltr/hari/orang)
Kebutuhan non domestik
Kebutuhan non domestik (Qnd), dengan rumus:
Kebutuhan Total
Kebutuhan total (Q), dengan rumus:
Kehilangan Air
Kehilangan (Qkeh), dengan rumus:
Produksi Suplai Air
dari :100% TKA 20%

Fluktuasi Kebutuhan Air
Fluktuasi yang terjadi tergantung pada sesuatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian masyarakat. Kriteria tingkat kebutuhan air pada ma-syarakat dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Kebutuhan harian rata-rata. Kebutuhan harian rata-rata untuk keperluan domestik dan non domestik termasuk kehilangan air. Besarnya dihitung berdasarkan kebutuhan akan air rata-rata per orang per hari dihitung dari pemakaian air setiap jam selama 24 jam. Prosentase kehilangan air adalah 20% - 30% baik untuk kategori kota kecil, kota sedang maupun kota besar. Kebutuhan harian rata-rata (Qr), dengan rumus:
  2. Kebutuhan harian maksimum. Kebutuhan air harian maksimum adalah pemakaian air tertinggi pada hari tertentu selama satu ta- hun, besarnya 1,15 kali kebutuhan harian rata-rata. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax), de-ngan rumus:
  3. Kebutuhan air jam puncak. Kebutuhan air jam puncak diartikan sebagai pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu selama periode satu hari, besarnya 1,56 kali kebutuhan harian rata-rata. Kebutuhan air jam puncak (Qpeak), dengan rumus: menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu dan pada jam puncak jam pelayanan: Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata(2-13). Kebutuhan jam puncak= 1,56 x kebutuhan air rata-rata (2-14)

Kehilangan air / Kebocoran
Kehilangan air (Qkeh), dengan rumus:
Qkeh.png
Ada 2 faktor yang menyebabkan Kehilangan air atau kebocoran, yaitu :
1. Kebocoran karena faktor teknis.
2. Kebocoran karena faktor non teknis.

Persyaratan Kualitas
Persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan fisik
2. Persyaratan kimiawi
3. Persyaratan bakteriologis
4. Persyaratan radioaktifitas

Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Besarnya konsumsi air dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4. Nilai Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Tempat Tinggal
Nilai kebutuhan air.png

Persyaratan Kontinuitas
Kontinuitas aliran dibagi menjadi 2 aspek yaitu :
  1. Kebutuhan Konsumen
  2. Diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.

Persyaratan Tekanan Air
Dalam Persyaratan Tekanan Air tingkat maksimal tekanan air ialah 60mka (meter kolom air) dan tekanan minimum minimal 10mka (meter kolom air).

Sistem Pengaliran Air Bersih
Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Menurut Howard S Peavy sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Cara Gravitasi
b. Cara Pemompaan
c. Cara Gabungan

Pengukuran Kualitas Jasa Pelayanan dalam Penyediaan Air Bersih
Pengukuran dari masing-masing dimensi dapat digunakan dengan menggunakan skala “Likert”. Menurut Sugiyono (2001): “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Tabel 2.5 Skala Penilaian (Scoring) Tingkat Kepuasan Pelanggan

skala penilaian.png

METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Studi Daerah studi Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi barat terletak di Kecamatan Kota Ternate Selatan tepatnya di Kota Ternate. Luas daratan Kota Ternate sebesar 250,85km2. Daerah studi ini meliputi dua kelurahan yaitu: Kelurahan Jati, Kelurahan Tanah Tinggi barat, dengan luas daratan daerah studi 864km2.
lokaasi studi.png


Gambar 3.1. Peta Administrasi Kecamatan Kota Ternate Selatan (Sumber: Kecamatan Kota Ternate Selatan)
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Proyeksi secara umum merupakan prediksi terhadap keadaan dimasa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan permintaan, perkembangan teknologi ataupun perkembangan dunia bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan suatu produksi.


Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan Metode Eksponensial.
Maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2012 dan tahun yang akan datang (Pn) dengan
menggunakan rumus metode Eksponensial adalah :
rumus metode exponensial.png


Tabel 4.1. Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan metode Eksponensial
tabel 4.1.png


Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Jumlah Penduduk
Dari perhitungan metode Geometrik, Aritmatik dan Eksponensial dibawah diperoleh hasil bahwa metode yang dipilih untuk proyeksi jumlah penduduk pada daerah pelayanan Kelurahan Jati dan Kelurahan TanahTinggi Barat hingga tahun 2025 adalah metode Eksponensial.


Tabel 4.2. Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih


Tabel 4.3. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Tahun 2012-2018
tabel 4.3.png


Tabel 4.3.1. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Tahun 2019-2025tabel 4.3.1png.png


Tabel 4.4. Fluktuasi Kebutuhan Air, Suplai Air dan Komulatif Isi Tandon dalamSehari pada Daerah Pelayanan Tandon Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Tahun 2025


gambar 4.1.png
Gambar 4.1. Grafik Fluktuasi Kebutuhan Air Pelanggan dan Suplai Air Terhadap Waktu dalam Sehari Daerah Pelayanan Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Tahun 2025


Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa produksi/ suplai air yang didistribusikan pada setiap jam relatif konstan.
gambar 4.2.png
Gambar 4.2. Grafik Komulatif Isi Tandon Terhadap Waktu dalam Sehari Untuk Pelanggan Daerah Pelayanan Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi BaratTahun 2025


Dapat disimpulkan bahwa untuk besarnya tingkat pemenuhan PDAM Kota Ternate dalam melayani masyarakat Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan produksi/ suplai air yang disuplaikan sebesar 0.1374 m3sehingga kapasitas tandon yang tersedia tercukupi untuk memenuhi kebutuhan air pelanggan maksimal 1.946 SR untuk tahun 2025 dengan kontinuitas aliran 24 jam dan supaya sesuai dengan kriteria perencanaan


Kehilangan air/Kebocoran Pipa
  1. Persentase kehilangan air akibat kebocoran pipa di wilayah studi adalah sebesar 20 %, besar tingkat kehilangan air tahun 2012 sebesar 0.002ltr/dtk. Upaya penurunan tingkat kehilangan air kebocoran fisiknya ditekan <10 %.


Hasil Analisa Hidraulis Kondisi Eksisting Tekanan


Tabel 4.5. Node yang Tekanan Belum Memenuhi Standart Perencanaan


Hasil Analisa Hidraulis Kondisi Kecepatan Aliran
Tabel 4.6 . Kecepatan Aliran Belum Memenuhi Standart Perencanaan


Hasil Analisa Hidraulis Kondisi Debit
Berdasarkan hasil analisa dengan program EPANET Versi 2.0. (Tabel 4.16 )dapat diketahui bahwa dalam jaringan pipa eksisting terdapat debit yang kecil


Evaluasi Tekanan Sisa di Titik Simpul Jaringan Pipa Distribusi Utama Pukul 07.00
Tabel 4.7 Junction yang dievaluasi dan memenuhi Standart Perencanaan


• Kecepatan < 0.6 m/detik maka solusi diameter pipa asumsi harus diperkecil.
• Jika Kecepatan > 2.5 m/detik maka solusi diameter pipa asumsi harus diperbesar.


Tabel 4.8. Diameter Pipa yang dievaluasi dan Kecepatan Aliran yang sudah Memenuhi Standart Perencanaan


Deskriptif Karakteristik Responden Berdasarkan Kontinuitas Aliran


Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Kontinuitas


Deskriptif Karakteristik Responden


Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Bau Air PDAM


Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Rasa Air PDAM


Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Warna Air PDAM


Deskriptif Karakteristik Responden


Tabel 4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Analisa Sistem Berdasarkan Pendukung Kepuasan


PENUTUP


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Besarnya tingkat pemenuhan PDAM Kota Ternate dalam melayani masyarakat Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan total kebutuhan air bersih yang sebesar 1459.50 ltr/hari, sehingga kebutuhan air yang tersedia mencukupi.
  2. Persentase kehilangan air akibat kebocoran pipa di wilayah studi adalah sebesar 20 %, besar tingkat kehilangan air tahun 2012 sebesar 0.002 ltr/dtk. Upaya penurunan tingkat kehilangan air kebocoran fisiknya ditekan <10 %.
  3. Berdasarkan hasil running dengan program EPANET 2.0 pukul 07.00 didapat:
  • Dalam jaringan pipa eksisting terdapat tekanan 70.97 mH20. Sehingga belum sesuai dengan kriteria perencanaan(10 - 60 mH20), dengan mengganti diameter pipa 350 mm terdapat tekanan 55.36 m di node 15, 16, dan di node 17 agar sesuai dengan kriteria perencanaan.
  • Dapat diketahui kecepatan (velocity) dalam jaringan pipa eksisting terdapat kecepatan aliran yang kurang dari standart (0.6 - 2.5 m/dtk) tidak sesuai dengan kriteria perencanaan yaitu 0.01 - 0.09 m/dtk, Maka solusi yang bisa dipakai antara lain diameter pipa asumsi harus diperkecil jika kecepatan <0.6 m/detik.
  • Dapat diketahui bahwa dalam jaringan pipa eksisting terdapat debit yang kecil (dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan gambar4.5 Hasil Simulasi Kondisi Tekanan). Debit aliran yang kurang baik di sebabkan karena adanya kehilangan air cukup besar (20 %) yang terjadi pada zona yang mempunyai kebocoran tertinggi, kehilangan air tersebut disebabkan oleh kebocoran pipa.
  1. Kinerja sistem distribusi air PDAM Kota Ternate masih kurang baik dari segi teknis (analisa tekanan, Kecepatan aliran dan debit). Hasil kuesioner menyatakan 53.61 % menyatakan tidak puas dan 26.80 % menyatakan sangat tidak puas. pelanggan paling erat dibanding aspek bau, rasa dan warna).

SARAN
  1. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan penduduk di Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat, disarankan PDAM Kota Ternate segera mencari alternatif sumber-sumber air baru sehingga kebutuhan air penduduk dapat terlayani dengan baik.
  2. Melakukan pengecekan terhadap pipa-pipa yang bocor dan Melakukan penggantian terhadap pipa-pipa yang sudah tua, rusak atau bocor, serta partisipasi masyarakat dalam Melaporkan terjadinya kebocoran, sehingga dapat dilakukan tindakan dengan tepat dan cepat.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar