1. Steve Jobs : Manusia dan Cinta Kasih
Ketika mengenang sosok Steve Jobs, yang terbesit dibenak saya adalah, beliau seseorang yang dengan semangat membara mewujudkan mimpinya membangun perusahaan (Apple Inc), dan mengubah dunia menjadi lebih baik.
Apple bisa saja menjadi perusahaan teknologi paling berharga sedunia versi Forbes, namun bagaimana dengan sisi kemanusiaannya, kehidupan keluarganya, dan cinta dan kasih terhadap sesama? Sering terdengar bahwa Jobs adalah pribadi yang kejam dan pelit beramal, apakah itu benar?
Sebelum menelik lebih mendalam tentang sosoknya, saya berniat untuk mempertajam pengetahuan tentang makna dari cinta dan kasih.
A. Pengertian Cinta Kasih
Terdapat perbedaan yang mendasar antara cinta dan kasih. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih sesuatu yang bersumber dari cinta yang mendalam.
Cinta adalah dasar penting dalah kehidupan, karena cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Cinta juga bukan sekedar hubungan dengan sesama manusia, tetapi juga antara manusia dengan Tuhan, rasa cinta terhadap sang pencipta dapat dilakukan dengan menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Yang dapat kita simpulkan dari pengertian cinta kasih diatas dengan sosok Steve Jobs adalah, Steve Jobs pernah merasakan indahnya cinta kasih baik itu kepada istri dan anaknya, keluarganya, sahabat, teman dan rekan kerja.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Didalam kehidupan, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencitai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain, hartanya, hingga Tuhannya. Demikian pula seorang Steve Jobs yang sudah kodratnya sebagai manusia memiliki cinta.
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Hal ini tercermin dari pengalaman hidup Steve Jobs, padaTahun 1972, Jobs lulus dari sekolah menengah atas dan kemudian melanjutkan kuliah di Reed College di Portland, Oregon. Meski ia keluar setelah satu semester, ia tetap masuk ke kampus untuk mengikuti kelas kaligrafi, dengan tidur di lantai kamar temannya, mengembalikan botol-botol Coke, hal ini dilakukannya demi tetap hidup, demi mendapatkan uang, dan mendapatkan makanan gratis mingguan di wihara Hare Krishna setempat. Jobs kemudian berkata, "Jika aku tidak menghadiri kuliah tunggal di perguruan tinggi itu, maka Mac tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi sejajar."
Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri petemuan Homebrew Computer Club bersama Wozniak. Ia mengambil pekerjaan sebagai teknisi di Atari, sebuah perusahaan pembuat berbagai permainan video populer, dengan tujuan utama menabung uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.
Cinta kepada sesama manusia
Citnta kepada sesama manusia adalah salah satu upaya manusia untuk dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya. Mau tidak mau ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan membatasi cinta pada ego.
Rasa cinta kepada sesama manusia oleh Steve Jobs dapat terlihat pada saat Steve Jobs menyumbangkan sejumlah dana yang fantastis untuk membantu kemanusiaan. Namun Steve dan istrinya Laurene Powell Jobs melakukan hal ini secara diam-diam dan rahasia, sehingga wajar jika banyak khayalak ramai tidak mengetahuinya, sekalipun sang penulis biografinya Walter Isaacson. Hal ini baru terungkap saat sang istri mengumumkan pekerjaan yang telah mereka lakukan bersama dalam meningkatkan taraf hidup manusia dan membantu sesama.
Dikutip dari DailyMail, diketahui juga, bahwa pendiri Apple tersebut telah mendonasikan kekayaannya sebesar 50 Juta US Dollar kepada rumah sakit di California dan untuk mendanai riset AIDS dan HIV, uang yang disumbangkan ini berasal dari kantong Steve sendiri / kekayaan pribadi.
Dalam wawancaranya, sang istri mengatakan jika mereka tidak suka mengumumkan dan menuliskan nama saat melakukan kegiatan kemanusiaan, dan mereka melakukan segala cara yang mereka bisa lakukan untuk kebaikan, sungguh perbuatan yang mulia sekali.
Sikap yang diambil Jobs memang kontras terhadap para pebisnis lain, dimana dia tidak suka menarik perhatian publik untuk tujuan mulia ini, dan dia mungkin merasa nyaman dengan melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain dan masyarakat.
Cinta juga erat kaitanya dengan dorongan seksual, cinta seksual adalah cinta yang didasarkan atas dorongan untuk memperoleh keturunan demi kelangsungan hidup keluarga. Faktor cinta seksual lah yang merupakan dorongan terbentuknya keluarga.
Jobs menikahi Laurene Powell pada tanggal 18 Maret 1991. Pemimpin upacaranya adalah bhiksu Buddha Zen, Kobun Chino Otogawa. Keduanya dikaruniai seorang putra dan dua putri. Jobs juga memiliki seorang putri, Lisa Brennan-Jobs (lahir 1978), dari hubungannya dengan pelukis asal Wilayah Teluk San Francisco, Chrisann Brennan. Chrisann Brennan sempat membesarkan putrinya sendiri ketika Jobs menolak bertanggung jawab. Tetapi Jobs kemudian mengakui tanggung Lisa sebagai anaknya sebagai tanggung jawabnya.
Para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa Ikatan antara anak dengan bapak itu adalah ikatan Psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka adalah sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
Steve Jobs bukanlah manusia yang sempurna, beliau pernah tidak mengakui anak kandungnya sendiri. Terdengar mengerikan yah? tetapi di akhirnya hayatnya, Jobs mengatakan kepada Christian Brennan (Ibu kandung lisa) ucapan terima kasih dan cinta yang telah dibagi di masa lalu. Termasuk sang buah hati, Lisa Brennan-Jobs.
Steve Jobs melalui majalah Times diceritakan beliau bukanlah sesosok bapak yang baik, hal ini terungkap pada kutipan Jobs: ”Aku ingin anak-anaku mengenalku," ungkap Walter mengenang ucapan Jobs, dalam sebuah tulisan penghormatan untuk majalah Time. "Saya tidak selalu ada di sana untuk mereka dan saya ingin mereka tahu mengapa dan memahami apa yang saya lakukan."
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang juga merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang dapat menjadi dasar komunikasi dalam suatu keluarga.
Disini sekali lagi Jobs adalah contoh ayah yang buruk, kasih sayang terhadap anaknya dinilai kurang, Jobs dapat dinilai sebagai peberi cinta kasih Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Maksudnya adalah jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatkan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa carannya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
Hal ini dapat terlihat dari kutipan biografi Steve Jobs karya Walter Isaacson. Hubungan Jobs dengan Reed (anak laki-lakinya) bertumbuh erat, tetapi dengan para putrinya Jobs kerap menjaga jarak. Seperti sikapnya pada orang lain, sesekali Jobs akan memusatkan perhatian pada mereka, tetapi kerap kali juga mengabaikan mereka saat ada hal lain yang tengah dipikirkannya. "Dia memusatkan perhatian pada pekerjaan sehingga ada saat-saat dia tak bisa hadir untuk para putrinya," ujar Istrinya. Pada tahap ini, Jobs menyatakan keheranannya pada Istrinya betapa anak-anak mereka tumbuh baik, "padahal kita kan tak selalu ada untuk mereka."Pernyataan menggelikan ini sedikit mengusik sang istri karena sejak Reed berusia dua tahun, istrinya memutuskan untuk berhenti bekerja dan memiliki anak lagi.
Meski begitu, ada hal baik yang menarik pada cerita tahun 1995, saat CEO Oracle, Larry Ellison menggelar pesta ulang tahun Jobs yang ke-40 dengan mengundang sejumlah orang penting dan tokoh di bidang teknologi. Ellison menjadi teman dekat Jobs, dan pria ini kerap mengajak keluarga Jobs untuk bersenang-senang pada sejumlah kapal pesiar mewah miliknya. Reed pun mulai menyebut Ellison sebagai "teman kami yang kaya", yang menjadi bukti betapa Jobs menahan diri untuk tidak pamer harta. Pelajaran yang dipetik Jobs dari ajaran Buddhanya adalah hasrat kebendaan kerap kali justru mengacaukan hidup, ketimbang memperkayahidup. "CEO lain yang kukenal memiliki pasukan pengamankhusus," ujar Jobs. "Mereka bahkan menyewa pasukan pengaman tersebut di rumah. Bagiku, hidup seperti itu sinting. Kami memutuskan bahwa bukan itu cara yang kami inginkan untuk membesarkan anak-anak karni."
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab, baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Hubungan Jobs dengan keluarga bisa dibilang dingin, pada Februari 2010, Jobs merayakan ulang tahunnya yang kelima puluh lima hanya dengan keluarganya. Dapur didekorasi dengan pita dan balon. Anak-anaknya memberikannya mahkota mainan merah hati. Lalu, dia mengenakannya. Sekarang, setelah sembuh dari penyakitnya, Istrinya berharap agar dia dapat bersikap lebih perhatian kepada keluarganya. Namun, ternyata dia justru memfokuskan diri pada pekerjaannya. "Saya rasa, berat bagi anak-anak, terutama putri-putri kami,"jelas sang istri.
"Steve tidak memiliki keluwesan dalam bersosialisasi, misalnya menempatkan diri pada posisi orang lain, tetapi dia sangat peduli dengan pemberdayaan serta kemajuan umat manusia, dan menghadirkan alat yang tepat yang dapat mendukung kepeduliannya tersebut."
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Jobs pada dalam biografinya menunjukan bahwa dia bukanlah orang yang gemar beribadah untuk memuja Tuhan, bahkan kebiasaan beribadah ke gereja berakhir saat dia berusia 13 tahun. Tetapi, dia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari dan berusaha mempraktikkan ajaran Zen Buddha. Beberapa tahun kemudian, ketika sedang memikirkan sisi spiritualnya, Jobs mengatakan bahwa dia menganggap agama yang terbaik adalah agama yang menekankan pada pengalaman spiritual, bukannya menerima dogma. "Inti dari ajaran Kristen hilang ketika agama tersebut terlalu didasarkan pada keyakinan, bukan pada cara hidup seperti Yesus, atau memandang dunia seperti cara Yesus memandangnya,". "Menurutku, berbagai agama yang berbeda merupakan pintu yang berbeda untuk menuju ke rumah yang sama.Terkadang, menurutku rumah itu ada, dan terkadang rumah itu tidak ada. Itulah misteri terbesarnya."
Belas kasihan dapat diartikan bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain.
Hal ini dapat terlihat di diri Jobs, banyak orang yang mengira Jobs tidak mau beramal, padahal itu salah. Steve Jobs adalah pribadi yang tidak mau memamerkan hartanya dan amalannya. Karna sangat tertutup bahkan tak ada yang menyebutnya sebagai dermawan layaknya Bill Gates bos Microsoft, yang seorang filantropi. Jobs bahkan kerap dihujani kritik, dianggap pelit dan tak peduli dengan kegiatan kemanusiaan.
Anggapan itu sama sekali tak benar. Bersama istrinya, Laurene Powell Jobs, ia menyumbangkan jutaan dolar. Secara diam-diam, tanpa ada orang yang tahu. Saking tertutupnya, mungkin tak enak, Jobs bahkan tak pernah mengutarakannya pada penulis biografinya sendiri.
Apa yang selama ini disembunyikan Jobs hingga liang kuburnya, diungkap oleh sang istri. Kali pertamanya, Lauren menyinggung soal amal dalam sebuah wawancara dengan New York Times. “Kami sangat berhati-hati saat memberi dukungan pada kerja besar dan mulia orang lain, sebisa mungkin. Kami tak suka melampirkan nama kami (sebagai penyumbang) pada apapun,” kata Laurene seperti dimuat Perth Now, Minggu (26/5/2013).
Jobs dilaporkan mendonasikan US$ 50 juta atau Rp 488 miliar dari koceknya sendiri untuk sejumlah rumah sakit di California. Menurut penerusnya, Tim Cook, uang itu digunakan untuk membangun pusat kesehatan anak dan membangun bangunan utama rumah sakit.
Juga baru terungkap bahwa Jobs secara murah hati mengucurkan banyak uang untuk kegiatan melawan AIDS. Dan hebatnya, Jobs tetap diam soal apa yang telah ia berikan untuk amal, meski serangan dan tudingan gencar dialamatkan padanya.
Pada 2001 lalu, artikel New York Times mengklaim, tak ada catatan yang menyebut pendiri Apple itu menyumbangkan uang untuk amal. Saat Jobs tak bereaksi, tak mencoba mengklarifikasi, salah satu temannya, Bono — vokalis U2 menulis bahwa dana yang diberikan Apple pada penelitian HIV “luar biasa berharga”. Ia tak menyebut nama Jobs saat itu.
Sosok lain Steve Jobs kembali terkuak: seorang rendah hati yang tak menganggap kegiatan amal sebagai bagian dari pencitraan.
2. Steve Jobs : Manusia dan Keindahan
Sebelum mengulas lebih jauh tentang hubungan Jobs dengan Manusia dan Keindahan ada baiknya kita mengetahui apa itu Keindahan.
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Keindahan merupakan bagian hidup manusia dan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Keindahan dalam arti yang luas
Steve Jobs adalah seorang yang sangat menyenangi keindahan, hal ini terlihat jelas saat Jobs membuat produk bersama karyawannya, berikut adalah kutipan dari biografi Steve Jobs tentang keindahan akan seni, keindahan akan desain yang bercampur dengan keindahan intelektual.
Desain bukan hanya soal tampilan luar suatu produk. Desain hams mencerminkan esensi produk tersebut. "Menurut pemahaman sebagian besar orang, desain berarti polesan, kata Jobs kepada Fortune tidak lama sesudah dia kembali memegang komando Apple. Tetapi, bagiku, itu jauh sekali dari pengertian desain sesungguhnya. Desain adalah roh fundamental dalam kreasi manusia, yang akhirnya terejawantahkan pada lapis-lapis luarnya."
Oleh karena itu, proses desain produk di Apple secara integral berhubungan dengan proses rekayasa dan manufakturnya. Ive menggambarkan salah satu Power Mac keluaran Apple, "Kami ingin menyingkirkan semua yang tidak benar-benar esensial." Katanya, "Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak: desainer, pengembang produk, ahli rekayasa, dan tim perakit.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, teori tersebut adalah: teori pengunkapan, teori metafisik dan teori psikologik.
Menurut Arthur Schopenhauer (1788-1860) seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah keinginan yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda. Tapi ada pengetahuan yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkan kepada ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni.
Seniman besar adalah orang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda disekelilingnya, dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya hal ini terlihat dari hubungan antara desain produk, esensinya, dan perakitannya diilustrasikan oleh Jobs dan Jhony Ive ketika mereka bepergian ke Prancis dan masuk ke toko perlengkapan dapur.
Ive memungut sebilah pisau yang dia kagumi, tetapi kemudian meletakkannya dengan kecewa. Jobs berbuat serupa. "Kami berdua melihat secuil kecil lem di antara gagang dan bilah," kenang Ive. Mereka membicarakan betapa desain pisau yang bagus telah dirusak oleh caranya dirakit. "Kami tidak suka membayangkan pisau yang dilem," kata Ive. "Steve dan aku memedulikan hal-hal semacam itu, yang memsak kemurnian dan tidak sejalan dengan esensi suatu perlengkapan. Kami berdua sependapat bahwa produk harus dibuat supaya tampak mulus dan tak bercela."
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Steve Jobs melalui tangan dinginnya membuat keserasian dari kolaborasi dari semua pihak: desainer, pengembang produk, ahli rekayasa, dan tim perakit. dengan keserasian itulah beliau dapat membuat sebuah produk yang sukses besar dipasar. Hingga akhir hayatnya, Apple kini semakin menjadi perusahaan paling berpengaruh di ranah teknologi.
3. Steve Jobs : Manusia dan Penderitaan
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta, dhra, yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia, penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupaka resiko hidup. Steve Jobs, juga pernah mengalami penderitaan, salah satunya adalah beliau mengalami penderitaan akan penyakit kanker, tanda-tanda awal kanker menyebabkan rasa sakit pada diri Jobs.
Morfin dan obat penghilang rasa sakit lainnya yang dia konsumsi justru menyebabkan nafsu makannya semakin lenyap. Sebagian pankreasnya telah diangkat dan hatinya pun telah diganti, dengan begitu sistem pencernaannya tidak lagi sempurna dan kesulitan dalam menyerap protein.
Kehilangan berat badan membuatnya lebih sulit untuk memulai terapi obat yang agresif. Tubuhnya yang mengurus juga membuatnya lebih mudah terkena infeksi, begitu pula dengan obat penekan imunitas yang kerap dia konsumsi untuk menjaga agar tubuhnya tidak menolak transplantasi hatinya.
Turunnya berat badan mengurangi lapisan lipid di sekitar penerima rasa sakitnya, dan itu membuatnya jauh lebih menderita lagi. Suasana hatinya cenderung berubah-ubah dengan ekstrem, ditandai dengan amarah dan depresi yang berkepanjangan,yang semakin menurunkan nafsu makannya.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Steve Jobs tersiksa oleh adanya penyakit kanker yang mengerogoti tubuhnya. Semenjak Juli 2011, kanker menyerang persendian serta beberapa bagian lain dari tubuh Jobs.Tim medis kesulitan untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkannya. Dia merasa tersiksa, lemah, dan kehilangan semangat bekerja.
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Sel kanker dalam tubuh Jobs bukan hanya menyerang fisik, namun juga mental, ini membuatnya jauh lebih menderita lagi. Suasana hatinya cenderung berubah-ubah dengan ekstrem, ditandai dengan amarah dan depresi yang berkepanjangan, yang semakin menurunkan nafsu makannya.
Selama bertahun-tahun, masalah Jobs dengan nafsu makan diperburuk dengan sikap psikologisnya mengenai makanan. "Aku ingin dia memaksa dirinya sendiri untuk makan," ujar Powell, sang istri, dan suasana di rumah menjadi sangat tegang.
D. Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Steve Jobs dan keluarga sangat berjuang untuk melawan kanker yang diderita Jobs, bahkan tim dokter yang menangani Jobs, telah dapat membawa Jobs selangkah lebih maju dalam menghadapi kankernya. Dia menjadi satu dari dua puluh orang pertama di dunia yang seluruh gen tumor kanker dan juga DNA normalnya disusun ulang. Sebuah proses yang saat itu, memakan biaya lebih dari seratus ribu dolar Amerika.
Well, setiap manusia pasti ada sisi baik dan sisi buruknya, akan tetapi jangan ambil sisi buruk mereka untuk penilaian Anda, ambilah sisi baik mereka dan pikirkan apa yg telah mereka lakukan untuk Anda dan kepentingan orang banyak. Saya berharap dengan pembahasan menganai Steve Jobs dengan Cinta Kasih, Keindahan, dan Penderitaan, kita bisa belajar untuk lebih berterima kasih atas nikmat yang telah dianugerahi kepada kita saat ini, dan selalu bersyukur.
Sebagai penutup berikut ada Kata-Kata Terakhir dari sang mendiang Jobs, Terjemahan Bebas dari Last Words (Kata-Kata Terakhir):
Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan. Karena selain kerja, hobiku tak banyak.
Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenung jalan kehidupanku: kekayaan, nama, kedudukan… Semuanya itu tidak ada artinya lagi.
Malam yang hening, cahaya & suara mesin di sekitar ranjangku, bagai nafasnya maut kematian yang mendekat pada diriku.
Sekarang aku mengerti. Seseorang, asal memiliki harta secukupnya buat diri gunakan, itu sudah cukup.
Mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster yang mengerikan.
Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah. Itu hanya ilusi saja.
Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itu lah yang bisa memberiku kekuatan & terang.
Ranjang apa yang termahal di dunia ini?
Ranjang orang sakit.
Orang lain bisa membukakan pintu mobil untukmu. Orang lain bisa bekerja untukmu. Tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu.
Barang hilang bisa di dapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali.
Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa betapa berharganya kesehatan itu.Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan.Bagaikan panggung pentas. Tirai panggung akan tertutup. Pentas telah berakhir.
Yang patut kita hargai dan sayangkan adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar teman…
Sumber: